Kamis, 28 April 2011

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Berhubung tidak semua anak dilahirkan normal, maka ada beberapa cara pendidikan yang tidak dapat diterapkan oleh sebagian anak.
Gangguan indera
·         Gangguan penglihatan


·         Gangguan pedengaran
Strategi :
-menyampaikan materi melalui indera lain (sentuhan,pendengaran), membiarkan ia duduk di paling depan dalam kelas, menggunakan huruf Braille,dsb.
-menggunakan pendekatan oral(membaca gerak bibir,speech reading),pendekatan manual (bahasa isyarat), ataupun keduanya.
Cerebral palsy


Strategi :
-menggunakan keyboard dalam belajar menulis, menggunakan papan komunikasi,dsb.

Retardasi Mental
Strategi :
-sesuaikan materi yang diajarkan dengan kemampuannya, gunakan konsep yang sederhana, mengulang  pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya,dsb.
Gangguan Bahasa Reseptif
Strategi :
-gunakan pendekatan multisensory sewaktu belajar, beri contoh konkret dan spesifik dari suatu konsep abstrak, berilah waktu yang cukup kepadanya dalam memberi respon,dsb.
Gangguan Bahasa Ekspresif
Strategi :
-memberi tugas tertulis daripada tugas laporan lisan, berikan pilihan kata untuk membantunya mencari kata sewaktu berbicara, dsb.
Attention Deficit Hyperactive Disorder
Strategi :
-Usahakan untuk mengulangi instruksi dengan sederhana dan terstruktur untuk tugas di kelas maupun tugas di rumah, beri instruksi verbal bersamaan juga instruksi visual ,menunjukkan ekspresi yang jelas dan beri tanggapan secepatnya ,memberi kesempatan bagi mereka untuk bergerak,berdiri, ataupun jalan-jalan pada beberapa saat.

Bukan hanya anak yang memiliki gangguan yang termasuk anak-anak yang tidak biasa. Anak berbakat juga termasuk anak yang tidak biasa sehingga memerlukan strategi pengajaran yang khusus. Anak berbakat (gifted) punya kecerdasan diatas rata-rata (IQ diatas 130) atau memiliki bakat unggul di bidang-bidang tertentu, misalnya musik,matematika,bahasa,dsb. Menurut Ellen Winner, anak berbakat itu memiliki 3 kriteria:
1.       Dewasa lebih dini
2.       Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
3.       Semangat untuk menguasai

Selain ketiga kriteria tsb, anak berbakat biasanya ditandai dengan kemampuan mereka yang memproses informasi dengan lebih baik, menggunakan penalaran yang lebih baik, belajar lebih cepat, mampu menemukan strategi yang lebih baik, dan memantau pemahaman mereka dengan lebih baik ketimbang anak yang tidak berbakat (sternberg & Clickenberg,1995).
Namun, anak berbakat yang tidak termotivasi untuk mengembangkan potensinya dapat menjadi anak yang suka mengganggu, tidak semangat untuk berprestasi, suka membolos, pasif, apatis thd sekolah. Ada 4 opsi program untuk anak berbakat : kelas khusus, akselerasi dan pengayaan di kelas reguler, program mentor dan pelatihan, kerja/studi dan/atau program pelayanan masyarakat.

Sumber : Santrock John.W. Psikologi Pendidikan (edisi kedua).2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar