Senin, 16 Mei 2011

Andragogi

Ternyata, dalam berbagai jenis bimbingan yang ada, dikenal juga yang namanya bimbingan pengisian waktu luang. Hal ini jelas menunjukkan bahwa pada masa kini semakin banyak jenis bimbingan dibentuk bukan hanya untuk membantu manusia dalam menghadapi masalah namun juga turut membantu manusia dalam mewujudkan kehidupan yang bermakna. Bimbingan pengisian waktu luang sangat bermanfaat agar waktu-waktu yang tersisa tidak terbuang dengan sia-sia ataupun disalahgunakan. 

Pengisian waktu luang yang terarah tidak hanya bermanfaat bagi pelakunya sendiri, tapi juga mempunyai fungsi dari segi pemenuhan kebutuhan sosial. Salah satu dari fungsi-fungsi yang ada misalnya untuk meningkatkan mutu bermasyarakat. Misalnya, dengan mengikuti kegiatan sosial seperti kegiatan palang merah atau kegiatan membantu anak-anak di rumah yatim piatu ,dsb selain merupakan bantuan yang sangat berarti bagi mereka yang kekurangan, juga meningkatkan perkembangan manusiawi dan meningkatkan solidaritas antara anggota serta antar kelompok masyarakat. Kegiatan pengisian waktu luang juga berpengaruh pada beberapa hal, seperti : prestasi, biaya konsumsi, jumlah angka kejahatan yang terjadi, dll.
Berdasarkan manfaatnya, kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan relaksasi, hiburan atau rekreasi, kegiatan-kegiatan pengembangan ketrampilan dan kemampuan pribadi. Dalam kenyataan pilihan kegiatan untuk mengisi waktu luang tergantung berbagai pertimbangan, diantaranya : waktu, tuntutan sosial, dukungan dana, pengalaman masa lampau, pilihan kegiatan yang tersedia, lahan yang tersedia, kemampuan, faktor-faktor psikologis individu, nilai yang dimiliki, pengaruh lingkungan fisik maupun budaya setempat, sikap masyarakat dan budaya terhadap kegiatan-kegiatan tertentu.
Lalu bagaimanakah konselor dalam menilai tingkat kemaknaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan kliennya dalam mengisi waktu luangnya?Bagaimana konselor menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus disarankan kepada klien-kliennya? Salah satu caranya adalah melalui Leisure Activities Blank (LAB). LAB dari McKechnie terdiri dari 121 kegiatan yang banyak dilakukan di AS. Inventori ini meminta subjek mengurutkan kegiatan pengisian waktu luang menurut kegiatan-kegiatan yang sudah lewat (masa lalu) , dan keinginan/hasrat (pada masa mendatang). Jadi, bagi tiap subjek, LAB berguna untuk mengenali tipe atau pola kegiatan pengisi waktu luang yang menonjol, dan menjajaki hubungan antara peran sertanya dalam pola ini dengan kepribadian dan faktor kependudukan.

Sumber : Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar