Selasa, 08 Maret 2011

Hubungan antara perkembangan kognitif anak dengan motivasi belajar


Motivasi anak untuk bertanya,menjawab, belajar  dapat berasal dari bermacam-macam sumber, dari diri sendiri,orangtua, teman, guru, ataupun orang-orang yang ia paling menarik perhatiannya.  Motivasi yang timbul untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain disebut motivasi ekstrinsik. Misalnya, murid belajar keras pada saat ujian agar tidak mendapat hukuman dari orangtua. Sedangkan motivasi untuk melakukan sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri dinamakan motivasi intrinsik. Misalnya, murid belajar dengan membaca buku sains karena ia memang menyukai sains.
Peranan motivasi-motivasi tersebut  dapat berubah seiring perkembangan anak.  Sebuah studi riset membuktikan bahwa penurunan motivasi intrinsik menurun pada anak yang menduduki bangku kelas 6-8. Hal tsb terjadi karena pada usia sekitar itu, usia anak-anak sekolah menengah, sudah lebih mementingkan nilai untuk memperbandingkan dirinya dengan murid lain . Mereka berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dari teman lain sehingga mereka akan mendapat penghargaan (motivasi ekstrisik).Anak sekolah menengah dibandingkan anak sekolah dasar lebih evaluatif, lebih kompetitif, lebih impersonal. Semua itu karena  perkembangan yang terjadi pada anak, baik perkembangan biologis, kognitif maupun sosioemosional. Struktur otak dan pemikiran anak sekolah menengah sudah lebih berkembang dibandingkan anak sekolah dasar. 
Sama halnya dengan jenis motivasi ekstrinsik,juga akan berubah seiring perkembangan anak. Misalnya, seorang guru anak sekolah dasar mengatakan bahwa abagi yang mendapatkan nilai ujian 100 akan mendapat pensil warna.Biasannya,anak sekolah dasar senang jika ia mendapatkan pensil warna atau buku mewarnai, sehingga ia akan berusaha untuk mendapatkan nilai ujian yang baik. Namun, bagi anak remaja  mungkin berpikir hanya demi pensil warna tidak pantas baginya untuk berjuang belajar sekeras itu.
Oleh karena itu, sistem pengajaran dan pembelajaran di sekolah juga seharusnya  disesuaikan dengan perkembangan anak sehingga murid-murid tidak merasa kesulitan belajar maupun terlalu mudah dan membosankan,kehilangan motivasi untuk belajar. Semakin kita memahami perkembangan anak, kita akan lebih terbantu dalam mencari cara yang tepat untuk memotivasi, mengajari mereka.
Periode relevan bagi pendidikan anak:
Infancy
 (0-2 tahun)
masih sangat tergantung pada orangtua, baru memulai aktivitas perkembangan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, pembelajaran sosial.
Early Childhood
( 2-5 tahun)
Masa prasekolah :semakin mandiri, siap untuk bersekolah, banyak menghabiskan waktu bersama teman
Middle dan Late childhood
(6-11 tahun)
Masa sekolah dasar : mulai menguasai keahlian membaca,menulis, menghitung, semakin mampu mengendalikan diri, sudah berinteraksi dengan dunia sosial yang lebih luas di luar keluarganya
Adolescence
(10/12 – 18/20 tahun)
Masa remaja : mengalami perubahan fisik yang cepat, perkembangan fungsi seksual, pemikiran yang semakin logis,abstrak, dan idealistis, masa mencari identitas diri
Early adulthood
( 20- 30 tahun)
Mulai menentukan karir dan pasangan, membangun rumah tangga

sumber: Santrock,John.W.Psikologi Pendidikan (Edisi kedua).2007.Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar