Rabu, 18 Mei 2011

Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik; Manakah yang Lebih Mendominasi Siswa-Siswi SMA?


PERENCANAAN


A. Pendahuluan
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia apalagi pada zaman sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang juga menuntut setiap manusia untuk tidak ketinggalan dengan fenomena-fenomena baru yang selalu muncul. Bagaikan teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin, dimana makhluk hidup yang akan terus bertahan adalah makhluk hidup yang telah melewati seleksi alam, manusia yang tidak mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin sulit untuk bersaing, bertahan hidup dalam lingkungan masyarakat, maupun dalam lingkungan kerja.
Prestasi di sekolah merupakan salah satu acuan yang digunakan oleh perusahaan dalam menilai kemampuan seseorang. Namun, tidak semua siswa memiliki prestasi yang baik. Kemampuan siswa dalam mengukir prestasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan motivasi yang dimilikinya, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah berupa dorongan dari dalam diri siswa itu sendiri seperti rasa puas, bangga jika ia dapat menguasai materi pelajaran, mengukir prestasi . Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah berupa dorongan-dorongan dari luar. Seorang siswa yang termotivasi untuk mengukir prestasi karena yakin bahwa hasilnya ia akan mendapat pujian-pujian, penghargaan, hadiah dari guru maupun orangtua, maka reward seperti itu termasuk dalam motivasi ekstrinsik.

Mempertahankan dan meningkatkan motivasi dalam diri siswa inilah yang akan selalu menjadi salah satu tugas utama para tenaga pendidik. Namun, dalam beberapa kasus, meskipun berbagai jenis motivasi ekstrinsik telah diberikan pada siswa, tetap saja ada sebagian siswa yang sebelumnya kurang termotivasi tetap tidak berubah. Sebaliknya, terdapat pula beberapa siswa yang mau terus mengukir prestasi walaupun tanpa diberikan tambahan motivasi ekstrinsik. Masalah yang ingin dikaji saat ini adalah masalah kekuatan motivasi manakah yang lebih mendominasi siswa-siswi SMA pada masa sekarang ini.

B. Landasan Teori
Teori yang para peneliti gunakan dalam Mini Project ini adalah teori Motivasi belajar, khususnya teori Motivasi Intrinsik dan teori Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Setiap orang pasti memiliki motivasi di dalam dirinya yang memberinya kekuatan dan dorongan untuk melakukan sesuatu, hanya saja dalam porsi yang berbeda-beda. Jadi, motivasi belajar adalah dorongan, proses yang memberi semangat, dan arah seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.

Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik biasanya lebih dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti pemberian imbalan ataupun pemberian hukuman. Misalnya, seorang murid menjadi rajin belajar karena dia tidak mau dihukum oleh orang tuanya, ataupun karena dia menginginkan imbalan berupa nilai yang bagus.

Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Seseorang tidak memerlukan tawaran imbalan atau diancam dengan hukuman-hukuman apapun untuk membuatnya melakukan sesuatu. Dia akan melakukan sesuatu tersebut karena memang dia menyukai dan senang melakukan hal tersebut. Misalnya, seorang murid akan tetap mempelajari suatu mata pelajaran dengan giat, meskipun saat itu tidak sedang musim ujian dan sama sekali tidak ada paksaan belajar dari siapapun.

C. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang akan para peneliti gunakan dalam Mini Project ini hanyalah berupa sebuah kamera digital, kuesioner, dan reward berupa biskuit Tango. Kamera digital akan para peneliti gunakan untuk mendokumentasikan setiap proses pelaksanaan kegiatan Mini Project, baik dalam bentuk foto maupun rekaman video. Sedangkan kuesioner, akan dibagikan kepada para subjek penelitian untuk diisi, dan setelahnya para subjek penelitian akan diberi biskuit Tango sebagai ucapan terima kasih (reward) karena telah bersedia untuk diteliti.

D. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diobservasi oleh para peneliti adalah siswa-siswi yang telah duduk di bangku SMA, dengan lokasi sekolahnya yang terdapat di daerah Kota Medan. Beberapa sekolah yang menjadi target observasi para peneliti adalah sebagai berikut :
  1. SMA WAGE RUDOLF SUPRATMAN 1
  2. SMA WAGE RUDOLF SUPRATMAN 2
  3. SMA HANG KESTURI
  4. SMA METHODIST 2
  5. SMA HARAPAN MANDIRI
  6. SMA SUTOMO 1
Dari keenam sekolah yang menjadi target observasi para peneliti, hanya satu sekolah saja yang nantinya akan menjadi lokasi penelitian peneliti. Tujuan para peneliti mendaftarkan lebih dari satu nama sekolah sebagai target observasi adalah karena para peneliti tidak bisa memastikan setiap sekolah tersebut akan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

E. Proses Analisa dan Pembuatan Kesimpulan
Penelitian ini akan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada para subjek penelitian untuk diisi. Di dalam kuesioner tersebut, berisi sebanyak 20 buah aitem dalam bentuk pernyataan yang akan dijawab oleh para subjek penelitian dengan jawaban ‘Sesuai’ atau ‘Tidak Sesuai’. Untuk masing-masing jawaban ‘Sesuai’ ataupun ‘Tidak Sesuai’, merepresentasikan apakah seseorang itu memiliki motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik.
Sebagai salah satu contoh pernyataan yang akan dibuat di dalam kuesioner tersebut,‘Belajar adalah hal yang membosankan bagiku’. Apabila subjek penelitian memberi jawaban ‘Sesuai’ untuk pernyataan tersebut, maka subjek penelitian tersebut akan dikatakan memiliki Motivasi Ekstrinsik. Sebaliknya, apabila jawaban yang diberikan adalah ‘Tidak Sesuai’, maka subjek penelitian akan dikatakan memiliki Motivasi Intrinsik. Untuk subjek penelitian yang tidak memberikan jawaban ataupun yang menjawab keduanya, ‘Sesuai’ dan ‘Tidak Sesuai’, maka pernyataan tersebut tidak akan menjadi bahan perhitungan para peneliti.
Setelah semua jawaban subjek penelitian terhadap 20 buah pernyataan itu diteliti satu persatu, peneliti akan menghitung berapa banyak jumlah jawaban yang menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki motvasi ekstrinsik dan berapa banyak jumlah jawaban yang menunjukkan subjek memiliki motivasi intrinsik. Langkah berikutnya adalah dengan membandingkan kedua jumlah tersebut. Apabila jumlah untuk motivasi ekstrinsik lebih banyak, maka kesimpulan akhir yang akan dibuat oleh para peneliti adalah bahwa subjek penelitian tersebut lebih didominasi oleh motivasi ekstrinsik. Begitu pula sebaliknya apabila jumlah motivasi intrinsik yang lebih banyak.
Dalam pelaksanaannya nanti, kemungkinan akan didapat jumlah yang sama antara motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsiknya. Apabila hal seperti ini terjadi pada subjek penelitian, maka para peneliti akan menarik kesimpulan bahwa subjek penelitian tersebut didominasi oleh kedua motivasi tersebut (Seimbang/Netral).
Setelah semua subjek peneltian dianalisis satu per satu dan sudah didapatkan hasil berapa jumlah siswa yang didominasi motivasi ekstrinsik, berapa jumlah siswa yang didominasi motivasi intrinsik, dan berapa jumlah siswa yang didominasi oleh kedua jenis motivasi itu, langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah dengan menguji data tersebut dengan salah satu uji statistik. Uji statistik yang akan dipakai adalah Khai Kuadrat, dengan tujuan untuk mengecek apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah siswa yang didominasi motivasi ekstrinsik dengan jumlah siswa yang didominasi motivasi intrinsik.

F. Jadwal Kegiatan
No.
Nama Kegiatan
APRIL (Minggu Ke – )
MEI (Minggu Ke – )
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
Diskusi pemilihan topik dan judul
x
2
Diskusi penyusunan perencanaan
x
3
Diskusi pembuatan kuesioner
x
x
4
Mendatangi sekolah-sekolah yang menjadi target observasi untuk meminta izin melakukan penelitian
x
5
Diskusi tahap-tahap pelaksanaan observasi di sekolah, dan reward apa yang akan diberikan
x
6
Pembelian reward
x
7
Pelaksanaan observasi di sekolah yang terpilih
x
8
Diskusi hasil penelitian dan penarikan kesimpulan
x
9
Pembuatan poster
x
10
Posting hasil akhir dari penelitian di blog masing-masing
x

G. Kalkulasi Biaya
Print + Fotocopy                      :                               Rp. 25.000
Transportasi                            :                               Rp. 40.000
Reward                                   :                               Rp. 50.000
__________________+
Total                                      :                               Rp. 115.000

PELAKSANAAN

A. Bulan April
Minggu pertama bulan April 2011, yaitu tepatnya pada tanggal 6, judul dan bentuk penelitian didiskusikan bersama para peneliti. Pada hari itu juga, “Motivasi Intrinsik dan motivasi ekstrinsik; Manakah yang lebih mendominasi siswa-siswi SMA?” ditentukan sebagai judul penelitian. Selain itu, juga ditentukan bahwa penelitian kuantitatif komparatif dengan memberi kuisioner pada siswa ditetapkan sebagai bentuk penelitian yang akan dilaksanakan.
Pada tanggal 13 April 2011, rencana pelaksanaan penelitian didiskusikan bersama para peneliti. Dari diskusi tersebut diperoleh keputusan :
  • tanggal 7 Mei 2011 sebagai hari pelaksanaan penelitian, dengan salah satu sekolah yang menjadi target observasi sebagai lokasi penelitian
  • sekitar 60 siswa-siswi SMA akan dijadikan sebagai sampel penelitian
  • reward yang akan diberikan pada siswa berupa snack
Pada tanggal 20 April 2011, format bentuk kuisioner, pembagian tugas baik dalam menyusun bagian pendahuluan laporan maupun dalam membuat soal kuisioner didiskusikan para peneliti. Dari diskusi tersebut didapatkan hasil bahwa masing-masing peneliti bertugas menyelesaikan salah satu sub-bagian Perencanaan (latar belakang, landasan teori, dsb), serta sekaligus juga bertanggung jawab dalam membuat 10 butir kuisioner.
Pada tanggal 27 April 2011, butir-butir kuesioner dan sub-bagian perencanaan yang telah dibuat masing-masing peneliti digabungkan dan diedit dalam bentuk file di komputer.
Pada tanggal 30 April 2011, survey lapangan penelitian dilakukan. Pada hari ini para peneliti mengunjungi satu per satu sekolah yang menjadi target observasi untuk mendapatkan izin melakukan penelitian.

B. Bulan Mei
Pada tanggal 4 Mei 2011, permohonan surat izin mulai diajukan ke Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada tanggal 6 Mei 2011, surat izin diterima dan lembar kuisioner dicetak.  Pembelian reward snack juga dilakukan pada hari yang sama.
Pada tanggal 7 Mei 2011, penelitian dilaksanakan di SMA HARAPAN MANDIRI, MEDAN. Para peneliti tiba di lokasi penelitian pada pukul 08.30 WIB. Setelah pengurusan izin dengan kepala sekolah, para peneliti lalu menuju kelas XI IPS 3 untuk mengambil data penelitian dengan prosedur berikut:
  1. pengenalan experimenter  & penjelasan maksud dari  penelitian,
  2. pembagian kuesioner dan pemberian instruksi dasar dalam pengisian kuesioner,
  3. proses pengisian kuesioner oleh para subjek penelitian,
  4. pembagian reward berupa snack, dan
  5. dokumentasi data penelitian.
Pada pukul 09.00 WIB, pengambilan data dilanjutkan di kelas XI IPS 1 dengan prosedur pengambilan data yang sama seperti sebelumnya. Setelah proses pengambilan data penelitian di kedua kelas (dengan jumlah total subjek penelitian sama dengan 66 orang) tersebut berakhir, kegiatan para peneliti di sekolah tersebut pun diakhiri dengan berpamitan dengan kepala sekolah sekaligus pengucapan rasa terima kasih kami kepadanya.
Pada tanggal 9 Mei 2011, dilakukan pembagian tugas pada setiap peneliti untuk menganalisis lembar hasil kuisioner.

Pada tanggal 11 Mei 2011, hasil analisis kuisioner dari masing-masing peneliti dikumpulkan. Pada hari yang sama, dilakukan perhitungan hasil analisis kuisioner menggunakan Chi square dan diperoleh hasil bahwa Ho ditolak (Ada perbedaan dalam jumlah siswa yang belajar karena dorongan  motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik).
Berikut adalah perhitungan yang para peneliti lakukan:
Dari 66 orang siswa SMA Harapan Mandiri yang diteliti, dikumpulkan data bahwa dalam berprestasi terdapat 17 orang yang didorong oleh motivasi intrinsik, 41 orang didorong oleh motivasi ekstrinsik, dan sisanya 8 orang netral. Tujuan dari penelitian adalah untuk meneliti apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara peranan motivasi intrinsik dan intrinsik dalam pengaruhnya terhadap prestasi siswa. Pada penelitian ini, digunakan tingkat kemaknaan 95%.
: tidak ada perbedaan yang signifikan antara peranan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam pengarunya terhadap prestasi siswa
Ei
Oi
( Oi – Ei )
( Oi – Ei )2
Motivasi intrinsik
22
17
-5
25
Netral
22
8
-14
196
Motivasi ekstrinsik
22
41
19
361

 

Pada tanggal 13 Mei 2011, penulisan bagian Pelaksanaan ini mulai didiskusikan dan dikerjakan. Pada hari yang sama pula, poster hasil penelitian mulai didiskusikan.
Pada tanggal 14, 15, dan 16 Mei, poster dikerjakan secara bersama-sama.
Pada tanggal 17 Mei, diskusi akhir dilakukan untuk me-review semua kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dan pada hari ini juga postingan hasil penelitian dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN


A. Review Penelitian
Sebagian besar proses pelaksanaan penelitian telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Mulai dari hal yang terkecil, misalnya pembelian reward berupa snack, hingga hal-hal yang lebih rumit seperti terjun ke lapangan untuk dilakukannya proses observasi, semuanya berjalan sesuai rencana awal. Akan tetapi, para peneliti juga memiliki beberapa kendala dalam melakukan penelitian ini. Kendala-kendalanya adalah kesulitan dalam memperoleh izin melakukan penelitian di beberapa sekolah yang peneliti kunjungi, kemudian kesulitan dalam membuat kuesioner, dan yang paling menghambat para peneliti adalah minimnya pengetahuan para peneliti dalam pembuatan poster.
Beberapa rencana kegiatan yang telah disusun dalam Timetable juga kadang tidak terealisasi sepenuhnya. Namun, berkat kerja keras dan kekompakkan para peneliti, penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

B. Testimoni Individu
Meskipun ini hanyalah Mini Project, namun pelajaran yang dapat dipetik dari tugas penelitian ini sangatlah banyak. Mini project ini juga membuka wawasan peneliti, sekaligus memberi peneliti pengalaman yang sangat berharga dan akan menjadi pedoman peneliti dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

Mengerjakan tugas mini proyek  bersama kelompok sangat berkesan, karena  tugas ini merupakan tugas mini proyek pertama yang pernah peneliti terima juga merupakan tugas yang pengerjaannya perlu persiapan khusus yang tidak seperti dalam mengerjakan tugas biasa. Pemberian tugas mini proyek ini selain menambah wawasan dan pengalaman juga menambah  keakraban antar peneliti dalam satu kelompok maupun dengan para peneliti dari kelompok lain karena kita saling berbagi informasi, pendapat, ide, gagasan-gagasan yang sangat membantu dalam pengerjaan tugas ini. Selain itu, dengan pemberian tugas mini proyek seperti ini juga dapat membina rasa tanggung jawab dan disiplin dalam diri juga belajar untuk terbuka menerima pendapat orang lain. Hasil dari tugas mini proyek yang para peneliti lakukan ini belumlah sempurna,masih banyak memerlukan petunjuk dari orang lain yang lebih berpengalaman agar untuk selanjutnya akan lebih baik.

Ini adalah penelitian pertama yang pernah peneliti lakukan dengan begitu banyak langkah-langkah yang tersusun dengan sangat rapi. Mulai dari pembuatan perencanaan, pendiskusian yang bertubi-tubi dengan anggota peneliti, hingga pelaksanaan penelitian sesuai dengan prosedur yang telah disepakati para peneliti. Semuanya itu memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti, dan memotivasi peneliti untuk bisa melakukan penelitian  yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

C. Testimoni Kelompok
Secara keseluruhan, penelitian semacam ini adalah pengalaman yang paling pertama bagi para peneliti. Berbagai macam kesalahan dalam penelitian mungkin dapat terjadi karena para peneliti belum pernah melakukan penelitian seperti ini sebelumnya. Namun, para peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dan mencoba untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi.
Tanggapan para peneliti mengenai hasil penelitian yang telah didapatkan, para peneliti berharap hasil penelitian tersebut dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan semua guru-guru, khususnya guru-guru yang mengajar di sekolah yang bersangkutan, dalam mendidik dan memotivasi murid-muridnya. Para peneliti berharap para guru mampu membimbing murid-muridnya supaya memiliki motivasi intrinsik dalam belajar, karena motivasi-motivasi semacam itu akan sangat diperlukan setiap siswa-siswi untuk menghadapi kehidupan nyata.
Bukan hanya para guru saja, tetapi juga para murid hendaknya menyadari bahwa belajar sesungguhnya adalah hal yang menyenangkan, dan juga menyadari bahwa setiap manusia senantiasa harus terus belajar sepanjang hidupnya, bukan hanya sebatas belajar di dalam sekolah saja. Setelah menamati jenjang sekolah, tidak akan ada lagi yang memaksa para murid untuk belajar. Para murid harus mulai belajar sendiri agar tidak ketinggalan zaman, serta untuk menghadapi kehidupan yang serba tidak pasti ini. Oleh karena itulah, keinginan untuk terus belajar secara mandiri haruslah mulai dipupuk sedini mungkin.

Daftar Pustaka :
Santrock, John W. 2007 . Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Prenada Media Group.

Senin, 16 Mei 2011

Andragogi

Ternyata, dalam berbagai jenis bimbingan yang ada, dikenal juga yang namanya bimbingan pengisian waktu luang. Hal ini jelas menunjukkan bahwa pada masa kini semakin banyak jenis bimbingan dibentuk bukan hanya untuk membantu manusia dalam menghadapi masalah namun juga turut membantu manusia dalam mewujudkan kehidupan yang bermakna. Bimbingan pengisian waktu luang sangat bermanfaat agar waktu-waktu yang tersisa tidak terbuang dengan sia-sia ataupun disalahgunakan. 

Pengisian waktu luang yang terarah tidak hanya bermanfaat bagi pelakunya sendiri, tapi juga mempunyai fungsi dari segi pemenuhan kebutuhan sosial. Salah satu dari fungsi-fungsi yang ada misalnya untuk meningkatkan mutu bermasyarakat. Misalnya, dengan mengikuti kegiatan sosial seperti kegiatan palang merah atau kegiatan membantu anak-anak di rumah yatim piatu ,dsb selain merupakan bantuan yang sangat berarti bagi mereka yang kekurangan, juga meningkatkan perkembangan manusiawi dan meningkatkan solidaritas antara anggota serta antar kelompok masyarakat. Kegiatan pengisian waktu luang juga berpengaruh pada beberapa hal, seperti : prestasi, biaya konsumsi, jumlah angka kejahatan yang terjadi, dll.
Berdasarkan manfaatnya, kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan relaksasi, hiburan atau rekreasi, kegiatan-kegiatan pengembangan ketrampilan dan kemampuan pribadi. Dalam kenyataan pilihan kegiatan untuk mengisi waktu luang tergantung berbagai pertimbangan, diantaranya : waktu, tuntutan sosial, dukungan dana, pengalaman masa lampau, pilihan kegiatan yang tersedia, lahan yang tersedia, kemampuan, faktor-faktor psikologis individu, nilai yang dimiliki, pengaruh lingkungan fisik maupun budaya setempat, sikap masyarakat dan budaya terhadap kegiatan-kegiatan tertentu.
Lalu bagaimanakah konselor dalam menilai tingkat kemaknaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan kliennya dalam mengisi waktu luangnya?Bagaimana konselor menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus disarankan kepada klien-kliennya? Salah satu caranya adalah melalui Leisure Activities Blank (LAB). LAB dari McKechnie terdiri dari 121 kegiatan yang banyak dilakukan di AS. Inventori ini meminta subjek mengurutkan kegiatan pengisian waktu luang menurut kegiatan-kegiatan yang sudah lewat (masa lalu) , dan keinginan/hasrat (pada masa mendatang). Jadi, bagi tiap subjek, LAB berguna untuk mengenali tipe atau pola kegiatan pengisi waktu luang yang menonjol, dan menjajaki hubungan antara peran sertanya dalam pola ini dengan kepribadian dan faktor kependudukan.

Sumber : Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sabtu, 14 Mei 2011

Paedagogi


Usia tidak membatasi seseorang dalam mendapatkan pendidikan. Namun, metode-metode pendidikan yang diterapkan oleh seseorang berbeda-beda tergantung kemampuannya yang terkait dengan usianya. Metode pendidikan untuk anak prasekolah tentunya tidak cocok untuk orang dewasa. Meskipun metode yang digunakan berbeda, tujuan pendidikan tetap sama, untuk menambah potensi seseorang. Dan salah satu faktor penting dalam proses pendidikan adalah motivasi untuk belajar. Agar motivasi untuk belajar ini terpelihara, pendidik perlu menciptakan suasana belajar yang positif dan menyajikan langkah-langkah yang mendorong peserta didik untuk ingin belajar dan ingin menerapkan hal-hal yang dipelajari
Selanjutnya, dalam proses pendidikan hal yang tidak kalah pentingnya bagi seorang pendidik adalah memahami cara peserta didik dalam mengolah informasi. Manusia mempunyai persamaan dalam memproses informasi ialah menggunakan alat penginderaan dan system syaraf. Beberapa rancangan program pengajaran yang dapat dilakukan atas persamaan tsb,misalnya :
·         Menyusun materi pengajaran dengan cara-cara yang menarik secara visual seperti dengan menyajikan gambar/grafik, memberi warna, dsb karena lebih dari 60 % informasi perorangan diproses secara visual.
·         Membentuk lingkungan belajar yang membantu menciptakan konsentrasi peserta didik karena konsentrasi sangat diperlukan bagi setiap manusia sewaktu memproses informasi.
·         Mengambil kesempatan untuk mengungkap kembali ingatan dengan kegiatan-kegiatan, latihan, diskusi, dsb karena informasi yang masuk ke dalam ingatan manusia cenderung akan lebih diingat bila peserta didik mengingat kembali informasi tsb segera setelah diproses.

Tentunya,sebagian manusia juga terdapat perbedaan di beberapa bagian dalam mengolah informasi, misalnya :
·         Preferensi sumber belajar --> sebagian lebih memilih belajar dengan membaca buku, ada yang melalui ceramah, dsb.
·         Kondisi belajar yang sesuai --> ada yang suka belajar bersama/ ada yang suka belajar sendirian, ada yang memerlukan pembimbing ada yang tidak, dsb
·         Gaya pemrosesan informasi--> ada yang menyukai ide-ide pokoknya saja, ada yang menyukai perincian (detail), ada yang aktif/pasif  untuk mencari informasi, dsb.
·         Kemampuan dan ciri-ciri pribadi lain --> kemampuan mental, tingkat kecemasan, harga diri, keras kepala, dsb.
Sumber : Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Minggu, 01 Mei 2011

Bimbingan dan Konseling

Bimbingan memberikan bantuan bagi seseorang dalam mengambil langkah, membuat keputusan yang bijaksana, menyesuaikan diri dengan situasi, memberi bantuan dalam memecahkan masalah. Bimbingan tidak jauh berbeda dengan konseling, namun berdasarkan subjek penerimanya, bimbingan lebih banyak diberikan pada anak-anak usia sekolah, sedangkan konseling lebih banyak diberikan pada orang dewasa. Hal tsb dikarenakan bahwa bimbingan lebih bersifat mengarahkan, sedangkan konseling meskipun termasuk mengarahkan namun didalamnya mengandung unsur berbagi saran, pendapat,ide, dimana pada akhirnya keputusan tetap pada tangan penerima konseling. Baik pelayanan bimbingan maupun konseling dilakukan oleh orang yang berpengalaman atau yang memiliki faktor-faktor pendukung yang terpercaya, misalnya pelayanan bimbingan sekolah tentunya dilakukan oleh seorang konselor yang seharusnya berpengalaman, yang memiliki pengetahuan luas di bidang pendidikan dan juga mengenai teori-teori psikologi tertentu. Namun, bukan berarti bimbingan dan konseling hanya dapat didapatkan dari badan-badan resmi, namun bisa juga dari anggota keluarga, pendeta, pastor, teman, kerabat,dsb. 

Bimbingan dan konseling selain untuk saat ini dikenal ada di bidang sekolah, perguruan tinggi, karir, pernikahan,keluarga dll. Selain itu, bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan secara individual maupun secara berkelompok. Bimbingan dan konseling di sekolah berperan sebagai badan pelayanan khusus yang tugasnya adalah meningkatkan perkembangan siswa-siswa dan membantu mereka ke arah penyesuaian yang adekuat dan pencapaian prestasi belajar yang maksimal sesuai dengan potensi mereka masing-masing, seperti untuk mengatasi gangguan belajar siswa, memberi informasi bagi siswa yang hendak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, memberi solusi ataupun masukan pada siswa dalam membuat keputusan pemgambilan jurusan,dsb.

Sumber : Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.