Bimbingan memberikan bantuan bagi seseorang dalam mengambil langkah, membuat keputusan yang bijaksana, menyesuaikan diri dengan situasi, memberi bantuan dalam memecahkan masalah. Bimbingan tidak jauh berbeda dengan konseling, namun berdasarkan subjek penerimanya, bimbingan lebih banyak diberikan pada anak-anak usia sekolah, sedangkan konseling lebih banyak diberikan pada orang dewasa. Hal tsb dikarenakan bahwa bimbingan lebih bersifat mengarahkan, sedangkan konseling meskipun termasuk mengarahkan namun didalamnya mengandung unsur berbagi saran, pendapat,ide, dimana pada akhirnya keputusan tetap pada tangan penerima konseling. Baik pelayanan bimbingan maupun konseling dilakukan oleh orang yang berpengalaman atau yang memiliki faktor-faktor pendukung yang terpercaya, misalnya pelayanan bimbingan sekolah tentunya dilakukan oleh seorang konselor yang seharusnya berpengalaman, yang memiliki pengetahuan luas di bidang pendidikan dan juga mengenai teori-teori psikologi tertentu. Namun, bukan berarti bimbingan dan konseling hanya dapat didapatkan dari badan-badan resmi, namun bisa juga dari anggota keluarga, pendeta, pastor, teman, kerabat,dsb.
Bimbingan dan konseling selain untuk saat ini dikenal ada di bidang sekolah, perguruan tinggi, karir, pernikahan,keluarga dll. Selain itu, bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan secara individual maupun secara berkelompok. Bimbingan dan konseling di sekolah berperan sebagai badan pelayanan khusus yang tugasnya adalah meningkatkan perkembangan siswa-siswa dan membantu mereka ke arah penyesuaian yang adekuat dan pencapaian prestasi belajar yang maksimal sesuai dengan potensi mereka masing-masing, seperti untuk mengatasi gangguan belajar siswa, memberi informasi bagi siswa yang hendak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, memberi solusi ataupun masukan pada siswa dalam membuat keputusan pemgambilan jurusan,dsb.
Sumber : Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar