1. Apa yang dapat adinda jelaskan sehubungan dengan Pedagogi Modern? lalu beri ilustrasi bandingan antara proses pembelajaran yang adinda dapatkan saat perkuliah dengan uraian teori tersebut.
Menurut saya, pedagogi modern merupakan bentuk pengembangan dari pedagogi tradisional. Pedagogi tradisional yang saya maksud adalan model pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dahulu sebelumnya yang cenderung kaku dan bersifat lebih "otokrat" dimana guru menjadi pemegang kekuasaan terbesar dalam pendidikan anak. Jika dalam model pendidikan konvensional ini anak mendapat pengetahuan searah dari guru, maka pada pedagogi modern guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar anak. Guru berperan dalam memotivasi anak untuk mau menggali ilmu, guru hanya membantu memberi petunjuk dasar untuk anak dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin mereka ketahui dengan usaha mereka sendiri. Anak-anak didorong untuk lebih mampu berkreasi sendiri, menambah pengetahuan dengan cara tersendiri tanpa harus dikekang oleh guru. Akan lebih baik lagi bila guru mampu membimbing siswanya menjadi lebih berpengetahuan luas dibandingkan dirinya sehingga anak didiknya mampu memberi sumbangan pengetahuan baru.Itulah seperti yang saya alami dalam perkuliahan. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dari dosen, inisiatif mencari bahan pelajaran,hingga menggantikan dosen menyampaikan materi pada teman-teman. Selain itu, menurut saya tentunya pedagogi modern tidak luput dari apa yang dimaksud dengan model pendidikan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yang memudahkan anak dalam belajar. Peserta didik tidak lagi hanya mampu mendapat ilmu hanya sebatas berasal dari guru ataupun melalui pendidikan di sekolah, namun juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, yaitu secara online(e-learning) seperti yang saya sendiri alami dalam kuliah. Perkuliahan dapat saya ikuti meskipun saya sedang berada di rumah, pertukaran pendapat dan informasi antara dosen dan teman juga dapat berlangsung secara online, apalagi masalah tidak memiliki buku atau sumber referensi bukan lagi menjadi alasan.
Konsep micro teaching yang kami terapkan adalah pembelajaran yang bersifat tematis. Tema yang kami ambil sebagai bahan ajaran dalam micro teaching adalah "kebudayaan". Kelompok kamu bermaksud ingin memperkenalkan kebudayaan pada anak-anak tidak semata-mata hanya dengan pemberian penjelasan, definisi mengenai istilah "kebudayaan". Namun kita berusaha untuk menerapkan prinsip pembelajaran yang sesuai dengan anak usia dini, yaitu : -anak sebagai pembelajar aktif, yaitu dengan lebih banyak memberikan kesempatan bagi anak untuk mengemukakan apa yang ia ketahui, pemahamannya, menyimpulkan sendiri apa yang ia dapatkan dari materi yang kita ajarkan. Hal ini kita terapkan sewaktu sesi pembacaan cerita legenda pada anak-anak. Anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali cerita legenda tersebut di depan kelas.
- anak-anak belajar melalui bermain, seperti dengan role-playing. Sewaktu pembacaan cerita legenda, anak-anak dapat melakukan role-play dari karakter-karakter yang ada dalam cerita tersebut sehingga secara tidak langsung mereka mengulas kembali apa yang mereka pelajari sebelumnya. Role play mendorong anak untuk dapat merefleksikan apa yang mereka pelajari(ekspresif), dan aktif secara fisik maupun verbal.
-belajar dalam suasana yang menyenangkan Kita berusaha memberikan kesan belajar yang "menyenangkan" bagi anak-anak agar anak-anak tetap bersedia untuk terbuka menerima pelajaran. hal ini kita terapkan dengan bernyanyi bersama-sama, memberikan kuis cepat tepat, role-playing. Melalui bermain, anak-anak juga mampu belajar bersosialisasi.
Di atas segala itu, kita juga menerapkan teknik pembelajaran behavioristik dimana anak-anak yang telah berusaha melakukan yang terbaik diberi reward (reinforcement positif) dengan tujuan agar anak-anak mampu membawa semangat untuk mencapai keberhasilan untuk ke depannya. Selain itu, pemberian reward ini juga berperan sebagai bahan pelajaran bagi anak-anak lain untuk mengikuti jejak teman teladannya, yaitu lebih berusaha dan partisipatif dalam belajar untuk mendapatkan reward.
1. Apa yang dapat adinda jelaskan sehubungan dengan Pedagogi Modern? lalu beri ilustrasi bandingan antara proses pembelajaran yang adinda dapatkan saat perkuliah dengan uraian teori tersebut.
BalasHapusMenurut saya, pedagogi modern merupakan bentuk pengembangan dari pedagogi tradisional. Pedagogi tradisional yang saya maksud adalan model pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dahulu sebelumnya yang cenderung kaku dan bersifat lebih "otokrat" dimana guru menjadi pemegang kekuasaan terbesar dalam pendidikan anak. Jika dalam model pendidikan konvensional ini anak mendapat pengetahuan searah dari guru, maka pada pedagogi modern guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar anak. Guru berperan dalam memotivasi anak untuk mau menggali ilmu, guru hanya membantu memberi petunjuk dasar untuk anak dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin mereka ketahui dengan usaha mereka sendiri. Anak-anak didorong untuk lebih mampu berkreasi sendiri, menambah pengetahuan dengan cara tersendiri tanpa harus dikekang oleh guru. Akan lebih baik lagi bila guru mampu membimbing siswanya menjadi lebih berpengetahuan luas dibandingkan dirinya sehingga anak didiknya mampu memberi sumbangan pengetahuan baru.Itulah seperti yang saya alami dalam perkuliahan. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dari dosen, inisiatif mencari bahan pelajaran,hingga menggantikan dosen menyampaikan materi pada teman-teman.
HapusSelain itu, menurut saya tentunya pedagogi modern tidak luput dari apa yang dimaksud dengan model pendidikan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yang memudahkan anak dalam belajar. Peserta didik tidak lagi hanya mampu mendapat ilmu hanya sebatas berasal dari guru ataupun melalui pendidikan di sekolah, namun juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, yaitu secara online(e-learning) seperti yang saya sendiri alami dalam kuliah. Perkuliahan dapat saya ikuti meskipun saya sedang berada di rumah, pertukaran pendapat dan informasi antara dosen dan teman juga dapat berlangsung secara online, apalagi masalah tidak memiliki buku atau sumber referensi bukan lagi menjadi alasan.
Konsep micro teaching yang kami terapkan adalah pembelajaran yang bersifat tematis. Tema yang kami ambil sebagai bahan ajaran dalam micro teaching adalah "kebudayaan". Kelompok kamu bermaksud ingin memperkenalkan kebudayaan pada anak-anak tidak semata-mata hanya dengan pemberian penjelasan, definisi mengenai istilah "kebudayaan". Namun kita berusaha untuk menerapkan prinsip pembelajaran yang sesuai dengan anak usia dini, yaitu :
BalasHapus-anak sebagai pembelajar aktif, yaitu dengan lebih banyak memberikan kesempatan bagi anak untuk mengemukakan apa yang ia ketahui, pemahamannya, menyimpulkan sendiri apa yang ia dapatkan dari materi yang kita ajarkan. Hal ini kita terapkan sewaktu sesi pembacaan cerita legenda pada anak-anak. Anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali cerita legenda tersebut di depan kelas.
- anak-anak belajar melalui bermain, seperti dengan role-playing. Sewaktu pembacaan cerita legenda, anak-anak dapat melakukan role-play dari karakter-karakter yang ada dalam cerita tersebut sehingga secara tidak langsung mereka mengulas kembali apa yang mereka pelajari sebelumnya. Role play mendorong anak untuk dapat merefleksikan apa yang mereka pelajari(ekspresif), dan aktif secara fisik maupun verbal.
-belajar dalam suasana yang menyenangkan
Kita berusaha memberikan kesan belajar yang "menyenangkan" bagi anak-anak agar anak-anak tetap bersedia untuk terbuka menerima pelajaran. hal ini kita terapkan dengan bernyanyi bersama-sama, memberikan kuis cepat tepat, role-playing. Melalui bermain, anak-anak juga mampu belajar bersosialisasi.
Di atas segala itu, kita juga menerapkan teknik pembelajaran behavioristik dimana anak-anak yang telah berusaha melakukan yang terbaik diberi reward (reinforcement positif) dengan tujuan agar anak-anak mampu membawa semangat untuk mencapai keberhasilan untuk ke depannya. Selain itu, pemberian reward ini juga berperan sebagai bahan pelajaran bagi anak-anak lain untuk mengikuti jejak teman teladannya, yaitu lebih berusaha dan partisipatif dalam belajar untuk mendapatkan reward.